Janganlah kau sia-siakan hidup dengan perbuatan yang tidak berguna.

Kamis, 19 Mei 2011

Yang Tak Terlupakan

Nama                              :  Rika Alpian
NIM                                :  122008035
Mata Kuliah                   :  Kajian Prosa Fiksi
Dosen Pengajar              :   1. Dra.Ellyda Husin, M.Pd.
                                             2. Iin Parlina, S.Pd.


            Di Halte, aku melihat perempuan yang berparas cantik memakai jilbab warna putih. Dia bersama dengan teman-temannya dan aku bersama dengan teman-temanku. Temanku bernama Andi dan Nata, Kedua temanku memintaku berkenalan dengan perempuan tersebut. Awalnya aku tidak mau berkenalan karena merasa malu, tetapi teman-temanku memaksa aku untuk berkenalan dengan perempuan itu, akhirnya aku memberanikan diri untuk berkenalan dengan perempuan tersebut.

 Selangkah demi selangkah kakiku menujuh kearah perempuan itu, saat dihadapannya aku menyapanya dengan baik. “Hai!” dia hanya diam dan tidak ada satu patah kata pun yang keluar dari mulutnya, lalu aku ingin berkenalan dengan dia, Sambil menjabatkan tangan aku berkata, “hai bolehkah aku  berkenalan dengan kamu?” Apa yang terjadi? Hemmm, ternyata tanganku  tidak disambutnya dan pembicaraanku tidak ada arti baginya.

Semua teman-temanku tertawa melihatku dari kejauhan, aku merasa malu sekali, lalu aku berkumpul kembali dengan teman-teman, dan Andi menyapa ku “bagaimana Ril?” Nata pun juga bertanya “iya Ril bagaimana berhasil tidak kenalannya?” lalu saya menjawab “sukses apa!!!” Jangankan kenalan dengar suaranya saja tidak, yang aku dapat hanya rasa malu, teman-temanku semakin menertawakan ku, bertepatan dengan itu datanglah Heri dengan Wawan dan berkata “ kenapa-kenapa?” Andi menjawab “tidak apa-apa Wan, ini... Aril mau kenalan dengan perempuan yang itu”  Heri berkata “Perempuan mana?” Andi menjawab “itu Ri perempuan yang pakai jilbab warna putih itu” “ooohhhh” kata Wawan. Andi dan Nata masih saja tertawa dan Andi berkata “kemarin  kami berdua sudah mau berkenalan dengan perempuan itu tetapi tidak diperdulian, sama seperti Aril” ternyata saya sengaja dijebak teman-temanku... Kurang ajar, Tunggu ya pembalasanku!!!

Hari-hari berikutnya aku bertemu lagi dengan perempuan itu, entah setan apa yang merasuki perempuan itu tiba-tiba dia tersenyum saat berpapasan dengan ku di jalan, rasanya senang banget karena mendapatkan senyuman manis dari perempuan cantik. Keesokan harinya aku mau kenalan dengan dia. ternyata dia mau  berkenalan denganku, namanya Indah. Nama yang cantik, secantik orangnya, kerena ingin kenal lebih dekat dengan dia aku memintah nomor hendphone dia dengan temannya, dengan susah payah aku mencari nomor handphonenya, setiap temannya yang aku minta nomor handphone Selalu bilang tidak ada, ternyata setelah ku selidiki bukanya tidak ada, akan tetapi memang sengaja tidak mau memberi, karena dia juga berniat mendekati perempuan itu. Pantasss!!! Akhirnya aku berhasil mendapatkan apa yang ku cari, aku diberi tahu teman Indah. Kami jadi sering ketemuan dan saling bertukar pikiran, aku dan dia terasa ada kecocokan lalu aku mencoba menyatakan perasaanku lewat Sms. Ternyata dia juga ada perasaan sama aku tetapi dia belum mau  untuk berpacaran karena dia masih trauma atau sakit hati dengan mantan pacarnya yang dulu menyakiti hatinya, aku  belum menerima jawaban dia, lalu aku menelpon dia malam harinya dan aku bilang sama dia “aku sayang sama kamu, Apakah kamu mau menjadi pacarku?” ku tunggu jawaban kamu minggu depan.

            Beberapa hari kemudian aku ke rumah dia, untuk menanyakan kembali, apa yang ku tanyakan pada  dia, aku bersama dengan teman-temanku, temanku bernama Andre, Hendra dan Andra. Setelah sampai ke rumahnya kami bersilaturahmi dengan keluarganya sambil berbincang-bincang. Temanku yang bernama Andre menatap Indah  dengan tajam, tidak lama kemudian teman-temanku keluar semua dari rumah Indah, tinggal kami berdua saja di dalam rumah, lalu aku menanyakan kembali apa yang ku tanyakan pada dia, dia menjawab “saya belum mau pacaran, untuk sekarang kita berteman dulu, saya masih sakit hati dengan mantan pacar saya dulu, maaf ya” karena tidak percaya dengan jawaban dia, aku mengulangi lagi pertanyaanku, dan itupun tidak merubah jawaban dia, karena hari sudah sore kami beranjak pulang, awalnya  bersenang-senang ke rumah orang disayang waktu pulangnya menangis dalam tawa atau menangis dalam hati.
            Beberapa hari kemudian temanku yang bernama Andre bertanya kepadaku “Ril! bagaimana kemarin? Kabarnya kamu menyatakan cinta dengan Indah?” “tahu dari siapa Ndre”? Andre menjawab “ya tahulah, aku tahu dari Indah sendiri, semalam aku nelpon dia”.”oohh” ujar ku. Lalu aku  bilang sama Andre “Iya Ndre, tapi cintaku bertepuk sebelah tangan,  dia belum mau berpacaran”  Lalu Andre berkata “Ril! aku juga suka dengan Indah” “kalau kamu suka dengan dia kamu bilang saja dengan dia” ujar ku. Ternyata Andre sudah menyatakan perasaannya dengan Indah tanpa sepengetahuanku, rasa sakit dalam hati semakin besar setelah tahu mereka sudah berpacaran.
Selamat ya untuk kalian semoga bahagia! Amin!!!
Dengan deraian air mata, aku goreskan tinta pena pada buku harianku “Aku tak mengira jika cintaku padanya bertepuk sebelah tangan, hingga aku pun harus menyadari bahwa orang  yang dia cintai lebih dari diriku, apalah aku ini? aku hanya manusia biasa yang tak memiliki kesempurnaan, apalah aku ini? aku hanya berusaha untuk mendapatkan cintanya, karena itu aku beranikan diri untuk bilang kalau aku cinta padamu, dan itu adalah kejujuranku. Namun cintaku harus kandas dengan tragis, kau lebih memilih dia yang aku kira memang lebih baik dari diriku, kau memang tak salah memilih, seharusnya pula kau memilih dia untuk dirimu, aku adalah aku, tak lebih dari seorang pecundang, berani mengutarakan maksud hati yang tak semestinya, dan tentunya, kau menginginkan yang terbaik. Aku menyadari sepenuhnya, cintaku hanya bagian kisah kecil dari hidupmu, yang tak berarti bila kau bandingkan dengan dirinya, aku tetaplah aku, dengan sekecil cintaku,  kau memang tampak bahagia dengan dirinya, tersenyum di sebagian kesedihanku, tertawa di sisi tangisku, aku tak berdaya, akan cinta kalian berdua, karena itu, cintaku tak menyala di hatimu. Aku menyadari itu, karena itu izinkanlah aku pergi darimu, membawa luka dihatiku, kusadari kepergianku tak berarti bagimu, namun doaku selalu menyertaimu”.
Semoga  Bahagia Cinta, Kau adalah  Bagian Dari Kehidupanku!!! Sedetik saja aku mengenalmu, butuh waktu yang lama untuk melupakanmu. Mungkin ini adalah sejarah yang tak mungkin dapat terlupakan dalam hidupku.


                                                                                                       Karya : Rika Alpian/ Rickal Reborn 
                                                                                                       30 Juni 2010

2 komentar:

  1. sabar mungkin d suatu hari nanti tuhan kan mengirimkan cinta yg kau harap kan..

    BalasHapus
  2. Yurika_Aku dahhh malakk sabar, mungkin aku bisa melupakan dia, tapi aku tak bisa melupakan prilakunya terhadapku.

    BalasHapus