B. Perbedaan Antara Drama Dan Teater.
Sebuah karya sastra yang bercerita terbagi atas dua; tutur dan tulis. Jika cerita-cerita prosa seperti legenda dan dongeng lahir dari sastra tutur kemudian dituliskan, drama adalah kebalikannya, yakni dituliskan dahulu, beru kemudian dituturkan/diperankan. Cerita drama yang sudah dipanggungkan disebut dengan teater. Oleh karena itu, pembicaraan drama kerap dikaitkan dengan teater. Tak ayal, terkadang orang menyebut drama sebagai teater dan sebaliknya, teater dikatakan dengan drama. Sejatinya, kedua hal ini tetap berbeda. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari tabel di bawah ini.
Drama | Teater |
naskah | pertunjukan |
penokohan | tokoh/ aktor |
teks | interteks |
Penulis | sutradara |
Dari tabel di atas jelas bahwa dikatakan dia sebagai drama karena masih berupa naskah (di atas kertas). Artinya, drama adalah naskah yang akan dilakonkan.
Naskah lakon merupakan bahan dasar sebuah pementasan dan belum sempurna bentuknya apabila belum dipentaskan. Naskah lakon disebut juga sebagai ungkapan pernyataan penulis (playwright) yang berisi nilai-nilai pengalaman umum, juga merupakan ide dasar bagi aktor. Proses pengembangan laku bersumber dari hasil studi dan analisis isi. Hal ini dapat membangkitkan daya kreatif dalam menghayati laku secara pas, melaksanakan peran dengan takaran seimbang dalam asas keutuhan, keseimbangan serta keselarasan. Naskah sering juga disebut dengan skenario, terutama untuk film.
Dalam sebuah naskah, ada percakapan/ dialog. Berbeda dengan percakapan dalam teks prosa yang biasanya ditulis berangkai dengan narasi, pada naskah drama, percakapan ditulis terpisah menjadi dialog per tokoh yang diharapkan memerankan ucapan tersebut. Namun demikian, dalam naskah drama tetap juga memiliki narasi. Narasi dalam naskah drama biasanya ditulis memakai tanda kurung (…) atau dimiringkan (italic). Japi Tambojang dalam “Dasar-dasar Drama Turgi” memberi istilah pada percakapan sebagai wawancang dan untuk tanda kurung disebutnya dengan kramagung. Perlu diingat, ketika sebuah naskah sudah dipertunjukkan, barulah dikatakan dia sebagai teater. Tulisan dalam tanda kurung itu digunakan pemain untuk melakukan gerakan-gerakan dimaksud saat memerankan karakternya. Dengan kata lain, tulisan dalam kurung merupakan perintah dari penulis naskah untuk aktor.
Penokohan merupakan karakter tokoh yang diinginkan dalam sebuah naskah. Kharakter ini sama seperti karakter manusia biasa: ada kejam, sadis, baik, pendiam, gila, dan sebagainya. Karakter-karakter tersebut diharapkan dapat diperankan oleh aktor (pemain) dengan maksimal agar tercapai maksud naskah. Dalam naskah drama (juga berlaku untuk film dan sandiwara) semua watak tersebut dibagi menjadi tiga kategori, yaitu protagonis (tokoh baik) antagonis (tokoh jahat), dan tritagonis (tokoh pembantu). Oleh karena teks adalah sesuatu yang tampak (tertulis), pembicaraan naskah merupakan pembicaraan teks/ masih di atas kertas. Ketika berbicara interteks, berarti membicarakan maksud yang tidak tampak dari sebuah teks. Interteks merupakan perilaku yang harapkan muncul setelah melakukan interpretasi terhadap teks. Lebih mudahnya, teks merupakan unsur ekstrinsik (luar), sedangkan interteks adalah unsur intrinsik (dalam).
Penulis adalah orang yang melakukan proses kreatif yang pertama terhadap sebuah karya. Dalam hal ini kita membicarakan karya sastra drama. Jadi, penulis adalah orang yang melakukan proses kreatif menulis naskah drama. Sutradara adalah orang yang membawa naskah ke bentuk pertunjukkan. Seorang sutradara pastinya dituntut orang yang mahir melakukan interpretasi terhadap naskah, baik dari segi dialog, cerita, penokohan, sampai ke pada properti panggung. Oleh karena tanggung jawabnya yang berat itu, seorang sutradara biasanya dibantu oleh asisten sutradara. Tugas sutradara mulai dari latihan sampai selesai pementasan.
C. Hakikat Drama
Tema
Amanat PloKarakter / Penokoh
Dialog
Setting
Bahasa
Interprestasi
Retorika / Ucapan, gerakan
D. Unsur - unsur drama dan fungsinya
a. Naskah drama adalah karangan yang berisi cerita atau lakon.
b. Pemain adalah orang yang memperagakan cerita.
c. Sutradara adalah pemimpin dalam pementasan drama sebagai seorang pemimpin ia bertanggung jawab atas kesuksesan pementasan drama.
d. Tata rias adalah orang mendandani para pemain.
e. Tata busana adalah pengaturan pakaian pemain baik bahan model, maupun cara menggunakannya.
f. Tata panggung adalah tempat pentas atau arena untuk bermain drama
g. Tata lampu adalah pengaturan cahaya dipanggung.
h. Tata suara yaitu musik pengiring diperlukan agar suasana yang di gambarkan terasa lebih menyakinkan bagi para penonton.
i. Penonton yaitu unsur yang paling penting dalam pementasan drama.
E. Jenis- jenis Drama dan Fungsinya
Berdasarkan penyajian lakon / peran terbagi atas 8 jenis yaitu :
a. Tragedi ( sedih, duka ) adalah drama yang penuh dengan kesedihan.
b. komedi ( suka cerita ) adalah drama yang lucu.
c. Tragekomedi adalah perpaduan antara drama tragedi dan komedi antara sedih dan gembira.
d. Opera / Operet adalah drama yang dialognya dinyanyikan dengan diiringi musik yang lucu.
e. Melodrama adalah drama yang dialognya diucapkan dengan iringan musik yang sedih, gembira, dan lucu.
f. Farce adalah drama menyerupai dagelan, tetapi tidak sepenuhnya dagelan ( komedi ).
g. Tablo adalah jenis drama yang mengutamakan gerak.
h. Sendratari adalah gabungan antara seni drama dan seni tari.
F. Syarat - syarat Aktor dan Aktris
Sebagai seorang aktor yang baik haruslah memenuhi kriteria Sebagai berikut.
1. Potensi Tubuh ( haruslah menarik dan bagus)
2. Potensi Driya (kepekaan terhadap pancaindra seperti : perasa, pengecap, penglihatan, pendengaran, dan sebagainya)
3. Potensi Akal (sebagai seorang actor harus cerdik, cekatan, dan tangkas)
4. Potensi Hati (kepekaan terhadap perasaan, sedih, meratap, marah, kecewa, cerewet, dan lain-lain)
5. Potensi Imajinasi (mempunyai daya khayalan yang tinggi, kreatif, dan impromvisasi)
6. Potensi Vokal (volume suara harus lantang, dan jelas)
7. Potensi Jiwa (dalam memerankan setiap tokoh harus total dalam Mimic dan gestur penjiwaannya)
A. Pengertian Fiksi, Novel dan Cerpen
Fiksi ialah cerita rekaan, atau cerita yang tidak berdasarkan kejadian yang sebenarnya ( seperti yang diceritakan ). Fiksi lebih bersifat imajinatif / cerita khayalan ( daya hayal yang tinggi, mengapa demikian karena bertujuan hanya untuk memberikan hiburan semata- mata kepada penikmat dan pembacanya.
A.
Novel atau yang sering disebut dengan novelet yaitu karya sastra yang isi ceritanya lebih panjang dan memerluhkan waktu yang lama dalam membacanya, lebih rinci, dan lebih detil dalam memahami isi ceritanya.
Cerpen atau cerita pendek yang sering di istilahkan dengan sebuah cerita yang dibaca hanya sekali duduk, lebih singkat, padat, dan cenderung ceritanya bersifat naratif, memiliki satu kejadian, satu plot dan satu amanat.
A.